Wednesday, August 1, 2018

Personal Experience : Perjalananku dalam Berusaha Memutihkan Kulit

HAAIIII SEMUAA....

Postingan pertama di bulan Agustus ini sedikit berbeda dari sebelumnya, karena aku kali ini tidak mereview sebuah produk melainkan sharing pengalamanku dalam memutihkan kulit. Bukan, ini bukan DIY atau beauty hack tentang cara bagaimana kulitku menjadi putih permanen, tetapi lebih ke arah sharing perjalananku selama ini dalam memutihkan kulitku. Interested? Then keep on reading!.




Oke, pertama you must know kalau aku adalah keturunan jawa dengan kulit sawo matang, alias cokelat. Meskipun ibuku memiliki kulit kuning langsat tapi bapakku memiliki kulit cokelat tua sehingga menghasilkan anaknya kulit cokelat sedang. Jadi seumur hidupku aku tidak pernah memiliki kulit putih ataupun kuning langsat, aku selalu melihat warna kulit cokelat yang sama.

Sebenarnya aku tidak tahu sejak kapan aku ingin memutihkan kulit, tapi masa kanak-kanak dan sekolah aku selalu menyukai manga dan anime, sehingga aku selalu suka melihat karakternya yang berkulit cerah. Saat disekolah aku cuek dengan penampilan sehingga wajah dan kulitku terlihat tambah kusam dan gelap, apalagi dengan selera fashionku yang cupu bahkan untuk seusiaku, yah bisa dibilang aku nerd dan gak gaul di sekolah haha. Banyak teman sekelas sejak SMP dan SMK mengkritisi kulitku yang gelap, apalagi dengan cewek-cewek yang suka merawat diri. Aku ingat dulu pada waktu upacara SMK aku bersebelahan dengan anak sekelasku yang memang suka makeup dan perawatan, dia bilang "Aku seneng kalau berjejer disampingmu, karena kulitku terlihat jauh lebih putih." Belum cukup, dia menjejerkan tanganku dengan tangannya dan berkata lagi "Duhhh kulitmu kok bisa sih gosong banget kayak gitu?" Aku yang cupu dulu tak bisa menjawab, tapi tetep aja komennya membekas sampai sekarang.

Akhirnya sampailah kelas 2 SMK aku mulai mengerti pentingnya merawat tubuhku, dan berusaha memotivasi diriku kalau aku nggak jelek-jelek amat kalau dirawat :p. Akhirnya  aku meminta krim malam dan pagi punya ibuku merk Tje Fuk, hasilnya kelihatan sih, tapi teksturnya terlalu think dan kalau keringetan jadi pektay gitu. Suatu hari ibuku memberiku produk Dempo Snow, gambarnya seperi ini :


Courtesy : google

Dulu aku tidak tahu apapun tentang skincare jadi aku hajar aja pake produk ini sampe habis 2 tab. Perubahannya pesat loh, kulitku jadi jauh lebih putih dan bersinar, tapi ngga sampai licin dan glowing kayak krim pemutih geje. Teman-teman sekelas mengetahui perubahanku dan entah perlakuan mereka padaku jadi lebih baik, sejak itu aku tahu kalau penampilan bisa berpengaruh dengan perlakuan seseorang. 

Sampai akhirnya aku tidak dibelikan krim Dempo lagi sama ibuku karena penjualnya pindah (ceritanya yang jual temennya ibuku sendiri), sehingga berangsur-angsur kulitku kembali seperti semula, sampai sekarang aku tidak tahu merk Dempo ini abal atau ngga. Dan tentu, temen-temen sekelas mulai bercanda "Si *namaku* kok jadi item lagi ya? Padahal dulu udah putih loh," "Yah mungkin kebanyakan berjemur dipantai jadi gosong hahaha."  Setelah itu mereka mulai nggak peduli sama aku seperti sebelum aku pake krim.

Lanjut, kali ini perjalananku saat lulus dan mulai bekerja. Entah pressurenya semakin kuat atau aku yang sudah nggak tahan sehingga aku memutuskan untuk terobsesi tampak lebih putih. Saat taun 2014 booming makeup Korea macam Etude, Innisfree, Tony Moly, dkk. Aku membeli BB Cream Etude House yang ini :


courtesy google

Aku pilih shade Honey Beige, dan hasilnya... masih kelihatan putih banget di mukaku, dengan culunnya aku ke kantor pake bb cream doang dan dibilang terlalu tebel bedaknya, mungkin karena aku ga pake alis, lipstick, dll seperti sekarang jadi keliatan pucet banget hahaha. Setelah itu aku mulai pakai alis dan hasilnya nayyy banget, tapi dulu pede banget meskipun diketawain orang kantor, pokoknya taun 2014-2015 itu aku belajaran pake makeup Korea, kalau diinget-inget norak banget hasilnya wkwkwk.

Pada tahun 2015 aku juga mulai mengenal cosplay dan terjun di dalamnya, disitulah aku lagi-lagi dihadapkan pada kenyataan kalau kulit putih lebih preferable daripada kuilt gelap. Tahu sendiri kan fans anime itu kebanyakan laki-laki remaja dengan ekspektasi tinggi bagi para cosplayer anime favoritnya, sehingga kalau cosplayer tersebut kulitnya ga putih pasti ga di notice seperti aku. Gara-gara itu juga stigmaku tentang kulit putih is the best terus menumpuk . Aku sempat ngedown dan benci dengan warna kulitku sendiri, kalau lihat cewek-cewek lain yang mulus dan kulitnya putih itu iri banget, apalagi kalau pas event cosplay banyak yang memuji dan minta foto.

Akhirnya aku beralih ke perawatan sabun pemutih  dan kapsul pemutih. Dulu taun 2015-2016 booming produk-produk sabun, lotion, bahkan kapsul pemutih dari Thailand, aku dulu pertama memakai :

courtesy : google

Yap, Gluta Pure Soap ini sempet ngehits dan menjadi pelopor produk sabun pemutih lain, bahkan ada beberapa blogger yang mereview. Aku mencobanya dan hasilnya badanku malah gatal-gatal dan ada bentol-bentol merah gede, pertama sih maksa, tpi akhirnya aku nyerah dan menyimpulkan sabun ini gak cocok buat aku. Kemudian aku beralih ke Gluta Lapunzel, penampakannya seperti ini :


courtesy google 

Pemakaiannya 1x sehari dan satu box cukup untuk sebulan, harganya dulu mayan mahal sekitar 200rb an, tapi lagi-lagi hasilnya ga seperti yang aku harapkan, badanku kembali bentol-bentol merah dan gateell bangettt, akhirnya aku ga lanjut, malah yang ada kulitku jadi banyak bekas bentol yang susah hilang, hiks.

Terakhir aku pakai merk Thailand adalah pada postinganku yang ini, yaitu sabun Jelly's Pure Soap :



Packagingnya gemesh banget, dan ini faktor utama aku khilaf make huehehe. Tapi tetep aja aku alergi dan aku memutuskan kalau sebenernya ak ga cocok pakai sabun yang ada Glutathionenya, akhirnya aku tidak memakai produk pemutih Thailand lagi.

Nah setelah itu aku entah melihat vlogger-vlogger seperti Rachel Goddard dan Suhay Salim ditambah dengan vlogger luar negeri, dari mereka aku tersadar cantik itu ga harus putih gitu loh. Malah kalau pakai makeup nih vlogger-vlogger terlihat lebih glowing dan eksotis daripada vlogger berkulit putih. Setelah melalui proses batin yang panjang, akhirnya aku made a peace with myself, aku ngga membenci kulit cokelatku lagi, bahkan aku justru embrace it, I'm a Javanese with brown skin and it's ok.

Setelah rangkaian-rangkaian perawatan pemutih itu sebenarnya ada hasilnya sih, kulitku ngga gelap banget kayak dulu, justru malah jadi cokelat muda, tapi dengan bentol-bentol merah diatasnya huhu. Akhirnya aku mulai ke klinik kecantikan untuk facial dan pakai krim klinik (untuk bahasan wajah ini lain postingan ya) sedangkan untuk tubuh aku rajin luluran dan memakai jaket, hand body, sarung tangan, serta kaos kaki kalau keluar rumah, setelah itu aku juga mulai rajin merawat wajah dengan rangkaian skincare dan sunblok, hasilnya tentu aku ngga jadi putih, tapi at least aku ngga gosong kena panas.

Yah beginilah sharingku soal pengalaman memutihkan kulit, aku ngga pernah mencoba pakai DIY masker atau bikin beauty hack soalnya aku udah kapok sama hal yang tidak pasti (cielah) mending aku pakai metode aman meski hasilnya lama,  kulitku yang bentol-bentol bekasnya juga mulai sembuh. So I'm actually content with myself.

Saranku buat kalian yang memiliki kulit cokelat atau gelap sepertiku janganlah sedih dan rendah diri, bersyukurlah dengan apa yang Tuhan berikan, lebih baik fokus ke mencerahkan bukan memutihkan, karena cerah itu pasti terlihat segar dan menarik apapun warna kulitnya, sekeras apapun kita yang berkulit gelap tak akan bisa menjadi seputih cewek Korea kecuali kalau kita suntik putih atau skin bleaching. 

Thanks udah baca postinganku yang abal ini, maaf kalau isinya ngga sesuai ekspektasi pas lihat judulnya. See you on the next post~

No comments:

Post a Comment