Monday, October 30, 2017

(REVIEW) Herborist Lulur Tradisional Bali Milk + Whitening

HAAAAIII SEMUAAA.....

Kali ini aku akan mereview tentang sebuah lulur yang menurutku baguuuss banget, yaitu Herborist Lulur Tradisional Bali. Herborist sendiri adalah merk asli Indonesia dan merupakan merk kecantikan yang telah memproduksi lulur, parfum, Olive Oil, Body Butter, dll dan selalu mengusung tema tradisional Bali. Yuk baca terus postinganku!




Sebenarnya aku sejak dulu tertarik untuk mencoba produk dari Herborist karena temanya yang serba bali dan tema warna hijau-hijau. Suatu hari saat lulurku habis akhirnya aku ke supermarket dan menemukan lulur Herborist ini, harganya murah sekali aku beli pada saat diskon jadi sekitar 11 ribu rupiah. Sebenarnya ada beberapa varian tetapi aku memilih yang varian Milk + Whitening.

Bagian depan

Bagian belakang
Packagingnya standar lulur biasanya yaitu berbentuk jar dengan tutup yang dibuka dengan cara diputar. Herborist menggunakan warna hijau muda sebagai main themenya, dengan logo Herborist yang selalu menggunakan gambar penari Bali tradisional. Usut punya usut sih sebenarnya CEO Herborist bukanlah asli orang Bali, tapi memang branding nya saja yang menggunakan kearifan lokal Bali. 

Di bagian belakang tertera komposisi, nama dan alamat perusahaan, tanggal produksi, kedaluwarsa, link sosial media, netto dan barcode. Jika dilihat dari komposisinya tidak pure dari alam, apabila di namanya tertulis "milk" ternyata komposisi whitening terbesar ada dalam Oryza Sativa Starch, alias sari pati beras. Sedangkan komposisi milkny ada di bagian nomor 2 paling bawah. Produk ini juga masih mengandung paraben.


Isinya lumayan full

Herborist Lulur Tradisional Bali ini memiliki dua ukuran, yaitu yang kecil 100gr dan yang besar 200gr, aku membeli yang kecil karena tidak ada ukuran besar di supermarket tempatku saat itu. Saat aku buka ternyata isinya lumayan penuh, kan biasanya ada lulur yang isinya cuma 3/4 dari jar, sayangnya produk ini tidak memiliki plastik pemisah, jadi ada lulur yang menempel di tutupnya.


Swatch in hand

Saat dibaurkan

Baunya lumayan menyengat dan ada bau seperti susu, tapi lebih dominan seperti aroma lulur bengkoang. Sedangkan konsistensinya tidak terlalu pekat dan tidak terlalu cair, scrubnya kecil-kecil dan saat digosok di badan tidak terlalu kasar. 

Setelah aku menggunakan Herborist Lulur Tradisional Bali ini badanku terasa lembut dan segar, daki pun keluar semua, bau wangi lulur pun menempel di badan selama beberapa jam, membuat pikiran lebih rileks. Selain efek di atas aku tidak merasakan efek whitening yang ditawarkan sih ya, tapi aku sendiri memakai lulur bukan dengan harapan lebih putih, tapi supaya sel kulit mati keluar semua, kalau memang jadi lebih putih anggap saja bonus :p.

Selain ini yang aku suka adalah lulur ini kandungannya tidak terlalu keras untuk kulitku yang sensitif, badanku tidak kering dan tidak alergi, menurutku ini plus banget karena aku kesusahan mencari lulur yang tidak membuat kulitku (terutama telapak tangan) menjadi kering.

What I like about this product :
- Cheap
- Membuat tubuh lembut dan segar
- Mengangkat sel-sel kulit mati
- Wanginya membuat tubuh rileks
- Tidak membuat kulit kering dan iritasi

What I don't like about this product :
- Klaim whiteningnya tidak terbukti
- Tidak ada plastik pemisahnya
- Masih mengandung paraben

 Overal : 4/5
Repurchase? Yes

Aku menyarankan produk ini bagi yang ingin membeli lulur lokal dengan harga terjangkau dan bagi yang memiliki kulit sensitif sepertiku. Produk ini dapat dibeli di supermarket, Hypermart, dan counter Herborist di mall-mall.

Sekian reviewku kali ini, thank you for sticking up with my review, like, comment, or share below so I'll know what you think! See you~




No comments:

Post a Comment